Thursday, June 7, 2012

Anak ADHD, Kenali Gejalanya sejak Dini

ADHD merupakan suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurangnya perhatian(inattentiveness), aktivitas berlebihan (overactivity) dan perilaku impulsif (impulsivity) yang tidak sesuai dengan umumnya.

ADHD merupakan kelainan psikiatrik dan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak. ADHD dapat berlanjut sampai masa remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD berupa gangguan akademik dan interaksi sosial dengan teman. Sementara pada anak dan remaja dan dewasa juga menimbulkan masalah yang serius.

Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala anak ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Biasanya anak ADHD selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas sehari-hari.

Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat, selalu bergerak seperti didorong motor.

Sedangkan pada gejala implusivitas, misalnya sering menjawab sebelum pertanyaan selesai ditanyakan, sering sulit menunggu giliran, dan sering menginterupsi atau mengganggu anak lain, misalnya menyela suatu percakapan.

Anak ADHD sering dianggap anak nakal, malas, ceroboh, dan lain-lain. Padahal terapi yang tepat akan menghilangkan gejala pada anak ADHD. Biasanya gejala hiperaktif-impulsif mulai terlihat anak ADHD sebelum umur 7 tahun. Gejala terjadi di dua situasi berbeda atau lebih, misal di sekolah dan di rumah.

Selain itu gejala bukan merupakan bagian gangguan perkembangan pervasif (autisme), schizophrenia, atau gangguan jiwa berat lain, dan bukan disebabkan gangguan mood, kecemasan atau ansietas, gangguan disosiasi atau gangguan kepribadian. Orang tua harus hati-hati dalam menentukan apakah anak ADHD atau tidak.

Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan kombinasi keterangan mengenai riwayat penyakit, pemeriksaan medis, dan observasi terhadap perilaku anak. Keterangan ini sebaiknya diperoleh dari orang tua, guru, dan anak sendiri.

Observasi bisa dilakukan pada saat anak melakukan pekerjaan terstruktur di kelas, atau saat anak sedang bermain bebas bersama anak lain. Walaupun ADHD seharusnya muncul di setiap situasi, gejala mungkin tidak jelas bila anak ADHD sedang melakukan aktivitas yang disukainya, sedang mendapat perhatian khusus atau berada dalam situasi yang memberi penghargaan pada tingkah laku yang normal. Dengan demikian, pengawasan selintas di kamar praktik sering gagal untuk menentukan ADHD.

Bila dikelola dengan baik, ADHD bisa dicegah. Namun, bila tidak ditangani secara dini, kasus ADHD dapat menjadi pemicu pengguna awal minuman beralkohol, rokok, dan narkoba pada usia muda

Anak Hiperaktif : Hindari Menu Makanan dengan Zat Aditif

Pada beberapa tahun ini, terdapat peningkatan jumlah anak hiperaktifAnak hiperaktif hanya mampu memperhatikan sesuatu dalam jangka pendek dan sulit berkonsentrasi. Mereka sulit belajar, sulit duduk diam dan kadang tidak tidur sama sekali.

Dalam studi skala besar mengenai anak hiperaktif pada 1960-an oleh dokter Ben Feingold, satu grup senyawa kimia bernama salisilat, ditemukan terutama di zat tambahan makanan, ternyata membuat anak-anak jadi lebih hiperaktif. Ketika anak-anak tersebut diberi donat yang berisi selai mengandung rasa dan warna artifisial, perilaku mereka memburuk hanya dalam beberapa jam.

Ia menyimpulkan bahwa banyak bahan kimia yang digunakan dalam makanan artifisial adalah salisilat. Ia menyatakan bahan-bahan kimia itulah akar masalah bagi beberapa anak.

Anak ADHD atau attention-deficit hyperactivity disorder, terbukti pula sensitif terhadap beberapa jenis zat kimia. Salah satu yang terburuk adalah pewarna tartrazine, dikenal dengan E102, parahnya zat pewarna ini menyebar di hampir seluruh jenis panganan dan minuman moderen, termasuk gula-gula, kue dan roti yang kerap dikonsumi anak.

Sejak itu, studi lain kian memperkuat pengaruh buruk zat aditif pada makanan dan ADHD. Studi-studi tadi menyimpulkan bahwa kombinasi pola makan berkualitas baik serta suplemen vitamin sederhana dapat mengubah kecerdasan dan perilaku anak-anak yang sulit dikendalikan.

Asam lemak esensial omega-3 dan -6 yang ditemukan pada minyak ikan juga krusial bagi pembentukan fungsi otak normal. Studi minyak ikan dari Universitas Oxford yang dipimpin Alex Richardson dengan reputasi mendunia, menyimpulkan bahwa enam puluh hingga tujuh puluh persen anak hiperaktif dan masalah serupa akan membaik secara nyata bila mengonsusi suplemem ekstrak minyak ikan murni dalam konsentrasi tinggi,

Pola makan ideal yang disarankan bagi anak-anak adalah makanan sehat yang bebas zat aditif, jika memungkinkan berbahan organik dengan menu bervariasi. Semua anak menikmati santapan manis sesekali, jadi lebih baik sediakan kue, biskui, pai atau pastri dan puding dalam rumah. Tentu lebih baik jika itu hasil karya orang tua sendiri, sehingga anda bisa memstikan mereka bebas dari zat pewarna dan perasa aditif.

Bila anda ingin lebih ketat lagi, berikut adalah daftar zat aditif yang patut dihindari

Pewarna Artifisial
102 tartrazine
104 quinoline yellow
107 yellow 2G
110 sunset yellow
122 azorubine, carmoisine
124 ponceau, brilliant scarlet
127 erythrosine
128 merah 2G 129 allura red
132 indigotine, indigo carmine
133 brilliant blue
142 green S, food green, acid brilliant green
151 brilliant black
155 brown, chocolate brown

Anak Berkebutuhan Khusus

Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia terus meningkat jumlahnya. Pada Hari Autis Sedunia yang jatuh pada 8 April lalu diketahui bahwa prevalensi anak berkebutuhan khusus saat ini mencapai 10 anak dari 100 anak. Berdasarkan data ini menunjukkan 10 persen populasi anak-anak adalah anak berkebutuhan khusus dan mereka harus mendapatkan pelayanan khusus. 

Anak yang dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar atau gangguan atensi, gangguan emosional atau perilaku, hambatan fisik, komunikasi, autisme, traumatic brain injury, hambatan pendengaran, hambatan penglihatan, dan anak-anak yang memiliki bakat khusus. Mereka secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai aktualisasi potensinya secara maksimal.

Meningkatnya populasi anak berkebutuhan khusus ini salah satunya karena perubahan gaya hidup. Banyak penyebab meningkatnya angka populasi ini. Yang pertama adalah karena semakin banyaknya orang yang peduli terhadap anak berkebutuhan khusus dan adanya perubahan gaya hidup yang memang berbeda pada zaman dulu," ujarnya psikolog dari I Love My Psychologist ini.

Di zaman sekarang ini, banyak orang tua yang hanya memiliki sedikit waktu untuk keluarga. Hal tersebut juga berdampak pada anak-anak yang menjadi kurang perhatian, terutama pada anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya.

Penyebab seorang anak mengalami keterbelakangan mental ini disebabkan beberapa hal. Antara lain dari dalam dan dari luar. Jika dari dalam adalah karena faktor keturunan.

Sedangkan dari luar memiliki banyak penyebab. Penyebab dari luar ada beberapa faktor. Satu di antaranya karena maternal malanutritisi (malanutrisi pada ibu). Ini biasanya terjadi pada ibu hamil yang tidak menjaga pola makan yang sehat, keracunan atau efek substansi.

Hal tersebut bisa memicu kerusakan pada plasma inti, kerusakan pada otak waktu kelahiran, gangguan pada otak. Misalnya tumor otak, bisa juga karena gangguan fisiologis seperti down syndrome.

Penyebab dari luar juga bisa. Misalnya karena pengaruh lingkungan dan kebudayaan. Biasanya ini terjadi pada anak yang dibesarkan di lingkungan yang buruk. Kasus abusif, penolakan atau kurang stimulasi yang ekstrem dapat berakibat pada keterbelakangan mental

Pada umumnya, anak-anak yang berkebutuhan khusus dan sebagian anak normal mengembangkan suatu bentuk perilaku yang perlu perhatian dan penanganan secara khusus dan hati-hati.

Perilaku tersebut bisa saja terjadi karena anak merasa frustrasi tidak dapat mengekspresikan dirinya dengan kata-kata yang komunikatif agar dipahami orang lain. Akhirnya amarahnya meledak dan mengamuk.

Banyak anak berkebutuhan khusus mengalami masalah serius dalam pengendalian perilaku dan memerlukan bantuan untuk mengendalikan ledakan-ledakan perilaku agresif, yang tidak relevan dengan situasi sosial sehari-hari.

Anak yang perlu penanganan khusus tidak harus belajar di sekolah khusus. Mereka bisa saja disekolahkan di sekolah umum bersama anak normal lainnya.

Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Selama ini, orang-orang terlanjur percaya pada mitos bahwa penyebab anak hiperaktif adalah dari pola pengasuhan yang kurang baik serta pola makan yang terlalu banyak mengkonsumsi gula. Namun setelah para peneliti melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata ditemukan bahwa penyebab anak hiperaktif adalah adanya gangguan genetik yang terdapat pada DNA anak yang bersangkutan. Sebagai informasi, di seluruh dunia saat ini diperkirakan terdapat 3-5 persen anak yang hiperaktif.

Hiperaktif atau yang disebut juga dengan ADHD (Attention-Deficit and Hyperactivity Disorder) merupakan penyakit genetik dan membuat otak anak hiperaktif berkembang dengan kondisi berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang normal. Dalam sebuah penelitian, didapati bahwa otak anak ADHD atau anak hiperaktif ternyata memiliki potongan kecil DNA yang terhapus maupun terduplikasi yang dikenal sebagai Copy Number Variants (CNVs). Area yang tumpang tindih tersebut berada di area tertentu yang terdiri dari beberapa gen yang berperan dalam perkembangan otak dan terkait dengan gangguan kejiwaan serta schizofrenia.

ADHD akan membuat anak ADHD impulsif sehingga melakukan sesuatu tanpa berpikir, merasakan kegelisahan yang berlebihan, mudah merasa terganggu serta biasanya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Para ahli membagi anak ADHD dalam 3 tipe, yaitu 'tipe yang tidak bisa memusatkan perhatian', 'tipe yang hiperaktif dan impulsif' serta 'tipe gabungan' dari keduanya.

Pada tipe yang pertama, penderitanya tidak mengalami gejala hiperaktif maupun impulsif namun sangat mudah terganggu perhatiannya. Biasanya tipe ini terdapat pada anak-anak wanita, dengan gejalanya berupa sering melamun dan seolah merasa sedang berada di awang-awang. Pada tipe kedua, penderitanya menunjukkan gejala hiperaktif dan impulsif namun masih dapat berkonsentrasi dan memusatkan perhatian pada sesuatu. Biasanya tipe ini dapat ditemukan pada anak-anak kecil. Sementara pada tipe ketiga merupakan yang paling banyak ditemui, anak-anak penderitanya akan sulit memusatkan perhatian serta hiperaktif dan impulsif.

Sampai sekarang penyakit ADHD ini masih belum ditemukan obatnya, namun hasil penelitian di atas setidaknya dapat membantu mengungkapkan penyebab ADHD sebenarnya sehingga nantinya didapatkan pengobatan baru yang lebih efektif. Meski begitu, saat ini Anda dapat meminimalisir gejala hiperaktif tersebut dengan cara melakukan terapi perilaku anak hiperaktif disertai konsumsi obat-obatan.

Selain itu, anak hiperaktif juga dapat dibantu secara khusus oleh orangtua, guru, dokter serta lingkungan bermainnya dengan mengkondisikan suasana dan kegiatan yang sesuai untuk mereka. Dengan demikian, anak ADHD tersebut dapat menyalurkan tingkah laku hiperaktif serta masalah sulitnya memusatkan perhatian mereka secara lebih baik, seperti dengan membiarkan mereka melakukan aktivitas fisik yang dapat memberi kebebasan bergerak pada mereka. anak ADHD juga biasanya mempunyai kecerdasan yang di atas rata-rata namun orangtua mereka sering tidak menyadarinya. Untuk itu, orangtua juga harus memperhatikan kecerdasannya dengan cara menyalurkan dan mengarahkan keaktifan mereka pada hal-hal yang positif seperti pada kegemaran dan hobi yang disukainya.

Mendidik anak hiperaktif pun berbeda caranya dengan mendidik anak-anak normal. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan disiplin pada anak tanpa menghukumnya secara berlebihan bila sang anak melakukan kesalahan. Untuk menegakkan disiplin tersebut, orangtua dapat memulainya dengan membuat perjanjian kecil dengan sang anak agar mengerti mana hal yang baik dan benar, namun dengan cara yang tidak menyinggung mereka. Di atas semua itu, sangat penting bagi orangtua untuk menjaga komunikasi, bersabar dan lebih memberikan kasih sayang pada sang anak hiperaktif, serta mencurahkan perhatian terhadap semua tingkah lakunya agar tetap berada dalam kontrol.

Tentang ADHD Centre

Concentration First adalah sebuah lembaga kursus pendidikan yang mengkhususkan diri kepada pelatihan dan pengembangan konsentrasi anak berkebutuhan khusus. Berbekal dari pengalaman kami di bidang pendidikan dan para staf yang berpengalaman serta didukung oleh kurikulum konsentrasi yang berstandar Internasional, maka Concentration First merupakan lembaga kursus dengan sistem terpadu didalam meningkatkan fokus dan konsentrasi pada anak berkebutuhan khusus.

Tujuan utama kami adalah membantu anak-anak yang mengalami kesulitan fokus dan konsentrasi, masalah perilaku, prestasi akademik dan adaptasi sosial baik di sekolah maupun di rumah.

Dalam menjalankan program ini kami bekerjasama dengan Unique Logic and Tehcnology ( UL & T ) yang berlokasi di Asheville, North Carolina, Amerika Serikat.

" Manage Your Brain Manage Your Life"
Itulah moto pelatihan kami melayani anak - anak.

Pelatihan Kami Berfokus untuk Meningkatkan Konsentrasi pada Anak berkebutuhan khusus yang Mengalami:

● Gangguan ADHD,
● Poor Academic (prestasi akademik yang buruk),
● Learning Difficulties (gangguan belajar),
● Mood Disorder (gangguan suasana hati),
● Conduct Disorder (gangguan perilaku)

Pelatihan ini juga terbuka bagi Anda yang ingin meningkatkan konsentrasi.

VISI

● Visi jangka pendek: Menjadi lembaga pelatihan konsentrasi yang menyediakan kurikulum pendidikan, agar anak-anak dapat belajar untuk meningkatkan konsentrasi, performa akademis serta kemampuan bersosialisasi.
● Visi jangka panjang: Mengoptimalkan potensi masing-masing anak guna terwujudnya masa depan yang cemerlang

MISI

● Menyediakan serangkaian kurikulum pelatihan yang secara holistik mampu memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan berkonsentrasi.
● Mendampingi anak berkebutuhan khusus dengan pendekatan yang mengacu pada kebutuhan dan keunikan pribadi masing-masing anak.
● Menjalin kerja sama dengan keluarga dan sekolah dalam upaya mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan konsentrasi dan potensi anak.

OUR BEST STAFF

● dr. Hendryk Timur, MM. MARS
● Nicky Maulani M.Psi, Psikolog
● Diana, M. Psi, Psikolog
● Antania Djuwita, S. Psi
● Fika Astri S.Psi
● Diah Rahayu, Dipl
● Wartiningsih, Dipl
● Dewi Susanti
● Sinta Linda
● Febrian Pottanobu, studied DKV at UMN