ADHD merupakan suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurangnya
perhatian(inattentiveness), aktivitas berlebihan (overactivity) dan
perilaku impulsif (impulsivity) yang tidak sesuai dengan umumnya.
ADHD merupakan kelainan psikiatrik dan perilaku yang paling sering
ditemukan pada anak. ADHD dapat berlanjut sampai masa remaja, bahkan
dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD berupa gangguan akademik dan
interaksi sosial dengan teman. Sementara pada anak dan remaja dan dewasa
juga menimbulkan masalah yang serius.
Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala anak ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Biasanya anak ADHD
selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan
sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan
pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak
mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas
sehari-hari.
Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap
selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan
umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering
bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan
kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak
juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat,
selalu bergerak seperti didorong motor.
Sedangkan pada gejala implusivitas, misalnya sering menjawab sebelum
pertanyaan selesai ditanyakan, sering sulit menunggu giliran, dan sering
menginterupsi atau mengganggu anak lain, misalnya menyela suatu
percakapan.
Anak ADHD sering dianggap anak nakal, malas, ceroboh, dan lain-lain. Padahal terapi yang tepat akan menghilangkan gejala pada anak ADHD. Biasanya gejala hiperaktif-impulsif mulai terlihat anak ADHD sebelum umur 7 tahun. Gejala terjadi di dua situasi berbeda atau lebih, misal di sekolah dan di rumah.
Selain itu gejala bukan merupakan bagian gangguan perkembangan pervasif
(autisme), schizophrenia, atau gangguan jiwa berat lain, dan bukan
disebabkan gangguan mood, kecemasan atau ansietas, gangguan disosiasi
atau gangguan kepribadian. Orang tua harus hati-hati dalam menentukan
apakah anak ADHD atau tidak.
Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan kombinasi keterangan mengenai
riwayat penyakit, pemeriksaan medis, dan observasi terhadap perilaku
anak. Keterangan ini sebaiknya diperoleh dari orang tua, guru, dan anak
sendiri.
Observasi bisa dilakukan pada saat anak melakukan pekerjaan terstruktur
di kelas, atau saat anak sedang bermain bebas bersama anak lain.
Walaupun ADHD seharusnya muncul di setiap situasi, gejala mungkin tidak
jelas bila anak ADHD
sedang melakukan aktivitas yang disukainya, sedang mendapat perhatian
khusus atau berada dalam situasi yang memberi penghargaan pada tingkah
laku yang normal. Dengan demikian, pengawasan selintas di kamar praktik
sering gagal untuk menentukan ADHD.
Bila dikelola dengan baik, ADHD bisa dicegah. Namun, bila tidak
ditangani secara dini, kasus ADHD dapat menjadi pemicu pengguna awal
minuman beralkohol, rokok, dan narkoba pada usia muda
informasi yang bermanfaat thx
ReplyDeleteterimakasih sudah berkenan berbagi informasi yang sangat berguna ini. terutama dalam mencari tau dan ingin memperdalam pola perkembangan diri. :)
ReplyDeleteTerapiny yg kyj gmn sih
ReplyDeleteInf masukan yng bermanfaat,thanks
ReplyDeleteIya..therapy nya seperti pa?
ReplyDeleteIya..therapy nya seperti pa?
ReplyDeleteTerapinya namanya terapi okupasi... bisa dilakukan d klinik IKeswar (kesehatan jiwa anak dan remaja).. Kalau di kota Magelang, dilakukan d rumah sakit jiwa poli ikeswar
ReplyDeleteTerapinya namanya terapi okupasi... bisa dilakukan d klinik IKeswar (kesehatan jiwa anak dan remaja).. Kalau di kota Magelang, dilakukan d rumah sakit jiwa poli ikeswar
ReplyDeletekalau mau periksa didaereh jogja dimana ya
ReplyDelete